Pagi ini saya menguji (munaqasyah) Tugas Akhir mahasiswa Prodi Perbankan Syariah. Ujian terpaksa berhenti sebentar karena tiba-tiba ruang Zoom didominasi suara Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (pengumuman orang meninggal dunia). Keras sekali hingga suara mahasiswa yang diuji tak sanggup menandingi suara pengumuman itu.

Baru kali ini, ujian diinfiltrasi secara tak terbendung oleh pengumuman yang mengabarkan berita duka. Ternyata kamar untuk Zoom mahasiswa itu berdekatan dengan masjid di kampungnya. TOA masjid menggelegar mengabarkan tiap kematian warga di kampungnya. Ini adalah salah satu fungsi penting TOA masjid yang beberapa hari lalu menjadi isu kontroversial dan didiskusikan kembali keabsahan dan kebermanfaatannya.

Bukan hanya via TOA masjid. Beberapa hari terakhir tampaknya ruang-ruang Medsos kita bertubi-tubi dilintasi kabar duka. Postingan di WA bisa sangat panjang berderet-deret dipenuhi ucapan belasungkawa. Postingan itu datang silih berganti. Tak jarang hanya hasil copy-paste postingan sebelumnya, kadang bahkan tidak disadari apa isinya. Tak jelas betul apakah isi doa yang diposting itu benar-benar dilangitkan dengan "hati dan kata-kata", ataukah sekedar basa-basi 'seremoni" semata.

Wallahu a'lam. Yang jelas saya merasa ada grafik menaik mengenai kabar duka seiring dengan meningkatnya data paparan COVID-19 beberapa waktu terakhir. Tampaknya kita harus lebih berhati-hati dan waspada.

Semoga wabah segera sirna. Mereka yang telah kembali diampuni dan dirahmati oleh Allah yang Rahman dan Rahim, sementara yang masih diberi kesempatan melanjutkan kehidupan dikaruniai sehat, panjang umur, bahagia, sejahtera lahir batin dan berlimpah keberkahan, aman dan sentosa. Amin.

Salam sehat selalu!!!!
Sumber Gambar: viva.co.id